“Pramuka Corong Pembentuk Kedisiplinan”
“Pramuka Corong Pembentuk Kedisiplinan”
Oleh
: Bayu Wiranata, Pan Surya Handika
Karakter menjadi persoalan yang menjadi perhatian serius
akhir-akhir ini. Banyak kasus yang terungkap tentang maraknya perilaku
menyimpang pada kalangan remaja di Indonesia, hal ini merupakan permasalahan
yang dihadapi bangsa Indonesia pada umumnya dan pendidikan nasional pada
khususnya. Krisis mentalitas dan moral para remaja merupakan cermin dari krisis
yang terdapat di masyarakat (Zuriah, 2008). Berdasarkan data dari hasil Pengungkapan
Kepolisian Republik Indonesia menyebutkan bahwa angka penggunaan Narotika
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kejhatan ini juga didominasi oleh remaja
yang menjadi pelaku pengunaan obat terlarang tersebut. Selain itu, gaya hidup
yang kian marak mengikutin ala kebarat-baratan membuat remaja tidak malu untuk
menampilkan foto berpelukan, berciuman atau bahkan hal-hal yang tidak senono
lainnya disosial media miliki mereka. Hal ini merupakan salah satu contoh
kemerosotan moral para remaja yang terjadi belakangan ini.
Gambaran masalah krisis moral yang dialami bangsa Indonesia
sangat memperihatinkan. Krisis moral ini cukup berdampak serius di kalangan
remaja. Perilaku-perilaku tersebut sudah mengarah pada tindak kriminalitas,
padahal untuk membangun suatu negara yang maju diperlukan generasi penerus
bangsa yang memiliki nilai budi pekerti luhur yaitu generasi yang berkarakter.
Kunci yang menentukan kemajuan suatu bangsa bukan pada kepandaian yang dimiliki
tetapi karena akhlak yang baik dan karakter yang kuat seperti yang disebutkan
oleh Harrigan (dalam Soedarsono, 2005).
Pendidikan dipandang berperan dalam mengatasi krisis moral
karena pendidikan merupakan usaha atau proses yang ditujukan untuk membina
kualitas sumber daya manusia seutuhnya (Elmubarok, 2008:3). Melalui pendidikan
diharapkan mampu mengubah pola pikir dan perilaku dari hal yang buruk menjadi
hal yang baik. Pendidikan merupakan sebuah proses membantu menumbuhkan,
mendewasakan dan mengembangkan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia,
seperti kemampuan akademis, talenta, kemampuan fisik, relasional, atau
daya-daya seni. Adanya berbagai macam permasalahan pada dunia pendidikan
sehingga dibutuhkan suatu pendidikan dalam bentuk pengembangan karakter sangat
diperlukan untuk mendidik moral siswa. Pengembangan karakter diyakini perlu dan
penting untuk dilakukan oleh sekolah untuk menjadi pijakan dalam
penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah.
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan siswa guna membangun karakter
pribadi dan atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara. Tujuan
pendidikan karakter adalah membentuk manusia yang berkarakter, yaitu
mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual, dan intelektual
siswa secara optimal (Koesoema, 2010). Pendidikan karakter dapat diintegrasikan
dalam berbagai kegiatan diluar pendidikan formal atau sering disebut dengan
kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka. Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai kepramukaan (ART gerakan pramuka, pasal 8 ayat (1). Tujuan gerakan
pramuka untuk membentuk setiap anggotanya memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader
bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta
melestarikan lingkungan hidup. Tujuan gerakan pramuka sejalan dengan fokus
pendidikan karakter yang menjadi program utama Kementerian Pendidikan Nasional.
Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, di
kegiatan kepramukaan mempergunakan 10 pilar kode kehormatan yang disebut dengan
Dasa Dharma Pramuka merupakan kode moral yang harus dijalanakn oleh setiap
anggota pramuka. Adapun poin-poin yang tertuang dalam Dasa Dharma yaitu, (1) Takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, (3)
Patriot yang sopan dan kesatria, (4) Patuh dan suka bermusyawarah, (5) Rela
menolong , dan taba, (6) Rajin, terampil dan gembira, (7) Hemat, cermat dan
bersahaja, (8) Disiplin, berani dan setia, (9) Bertanggung jawab dan dapat
dipercaya, (10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Dalam kesempatan
ini penulis akan memaparkan peranan pramuka dalam menjalanakn poin Dasa Dharma
Kedelapan yaitu disiplin.
Arti disiplin sendiri dalam cakupan yang luas berarti patuh
dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan. Dalam pengertian lebih
khusus disiplin berarti mengendalikan diri dalam bertutur dan berperilaku.
Menurut Siswanto(2001) berpendapat bahwa disiplin adalah suatu sikap
menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang
berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila melanggar tugas dan
wewenang yang diberikan kepadanya.
Kegiatan kepramukaan sebagai salah satu kegiatan
ekstrakurikuler sekolah mengandung banyak nilai-nilai kebaikan, terutama
nilai-nilai kedisiplinan melalui aktivitas yang ada di dalamnya. Semuanya
tertuang dalam kode kehormatan pramuka (Dasa Dharma Pramuka). Adapun bentuk
kegiatan kepramukaan yang mampu menumbuhkan kedisiplinan siswa adalah sebagai
berikut (1) Kegiatan upacara, (2) Perkemahan, (3) Peraturan Baris-Berbaris
(PBB), (4) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), (5) Morse, (6) Teknik
kepramukaan bermain semaphore dan sandai, dan masi banyak lagi kegiatan pramuka
yang dapat meningkatkan kedisiplinan.
Dalam kehidupan sehari-hari penerapan karakter disiplin
seorang anggota pramuka juga dapat diwujudkan melalku berbagai aktifitas
seperti (1) Berusaha untuk mengendalikan dan mengatur diri (self disiplin), (2)
Membuat deadline setiap kegiatan, (3) Menjalani ajaran dari ibadah agama (4)
Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan
(informasi), dan (5) Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan-keyakinan yang
ada. Dengan menerapakn karakter disiplin diharapkan seorang anggota gerakan
dapat menjadi contoh tauladan bagi lingkungan sekitar. Sama halnya seperti
lambang Gerakan Pramuka yakni tunas kelapa yang memiliki makna dapat tumbuh dan
bermanfaat dimana saja. Pembelajaran disiplin dalam gerakan pramuka ini menjadi
satu corong utama guna membentuk generasi muda yang memiliki karakter
kedisiplinan dalam bermasyarakat, beragama, dan bernegara.

Komentar
Posting Komentar