Sehari di Jakarta
Aku kira hari-hari ku di Jakarta akan begitu hampa, namun semua itu salah. Bertemu dengan orang-orang baik yang begitu ramah menyapa dan baik menyambut kehadiran ku di Jakarta. Yahhhh..... mereka adalah abang dan bapak-bapak penghuni kontrakan Nangka. Selama di di Jakarta aku tinggal bersama dengan bapak-bapak dosen yang juga berasal dari Medan. Berstatus sama dengan aku yakni Mahasiswa, yang membedakan hanya jenjangnya saja. Jika aku menempuh pendidikan Sarjana, mereka menempuh pendidikan Doktor. Yang menjadi kisah yang unik, aku menjadi penghuni pertama di kontrakan nangka yang menempuh gelar sarjana dan juga berbeda prodi dari bapak-bapak yang ada. Aku berasal dari Fakuktas Teknik (FT) dan mereka dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Bukan jadi cerita baru bagi kedua mahasiswa dari fakultas tersebut bahwa FT dan FIK tak akan pernah bisa rukun, namun ternyata itu hanya bagian dari cerita saja, yang kebenarannya belum tentu begitu adanya.
Waktu terus bergulir dan berlalu, membuat aku berpikir bahwa tinggal di Ibu Kota tak begitu menyeramkan seperti apa yang ku terka. Hari-hari ku di Jakarta tak begitu berbeda dengan di kota asal ku. Bahkan aku merasa tinggal bersama bapak-bapak dosen membuat ku jauh lebih baik dalam menata setiap harinya. Rutinitas ketika menjadi mahasiswa baru senantiasa ku jalani kembali, bagun di pagi hari untuk bergegas menjalankan ibadah dan dilanjut untyk bersiap ke kampus mengikuti perkuliahan.
Moment di Jakarta tidak terlepas dari orang-orang baru yang ku temui awal aku di Ibu Kota. Aku akan sedikit bercerita tentang mereka disini, yang pertama ada Bg Arie yang merupakan orang yang paling intens aku ajak komunikasi selama aku ingin berangkat ke Jakarta dan tiba di Jakarta. Beliau merupakan Alumni Megister dari Universitas Negeri Jakarta. Aktivisnya di Jakarta hari-hari sebagai Atlet dan juga pelatih di beberapa cabang olahraga. Orangnya baik, penuh dengan wawasan keilmuan yang banyak mengajarkan ku tentang hal-hal baru dan bagaimana menyikapi berbagai isu yang sedang berkembang adanya. Beliau juga paling muda diatas aku di kontrakan Nangka. Yang selanjutnya ada Pak Faisal, beliau teman satu kamar dikontrakan Nangka. Beliau merupakan dosen di FIK Universitas Negeri Medan yang sedang menempuh pendidikan doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Beliau orang yang taat beribadah dan gemar bermain gitar sebagai penghimbur dikala lelah. Di awal aku di Jakarta dari beliau aku belajar tentang Jakarta mulai dari makanan, kultur budaya, tenpat untuk berbelanja bahan pokok, hingga transportasi apa saja yang bisa ku gunakan selama di jakarta dan pertama kali di Jakarta beliau juga menunjukan lingkungan sekitar kontrakan Nangka seperti masjid, pasar, dan juga tempat-tempat lainnya. Yang terakhir ada Pak Bassy namanya, beliau merupakan bapak paling tua ketika aku datang ke Jakarta. Beliau sedang menempuh pendidikan doktor di UNJ. Memiliki hobi dalam olahraga dan musik. Walau jadi yang paling tua, namun beliau berjiwa muda dan sangat gemar untuk berdiskusi dengan anak muda.
Pertemuana ku pada keluarga baru di Jakarta menjadi hal baru bagi ku yang penuh makna. Banyak motivasi yang diberi agar aku bisa seperti mereka, melanjut studi dan memberi pengabdian kepada negara. Semua cerita yang ada jadi cerita yang penuh makna, setiap yang ku jumpa selalu jadi kesan yang berbeda. Sama seperti aku yang hadir dilingkugan jauh berbeda.
Sekian cerita kali ini ya guys.....
Komentar
Posting Komentar